Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit, aku sudah siap berangkat
sekolah. Kurang lebih pukul 05.30, Aku sudah berjalan menuju pangkalan
armada angkutan umum perkotaan atau yang biasa disebut angkot. Jaraknya
kurang lebih setengah kilometer dari rumahku dan ditempuh dalam waktu 10
menit.
Pukul 05.45, armada angkot mulai bergerak meninggalkan pangkalan. Belum sampai lima menit, angkot berhenti seperti biasanya. Ya begitulah, angkot pagi pasti menjadi langganan tersendiri bagi orang yang mau bekerja pagi.
Beberapa menit setelah angkot bergerak, angkot mulai bergoyang. Bukan karena musik dangdut ataupun gempa tektonik, jalan yang rusak dan berlubang adalah penyebabnya. Ya, seperti yang anda ketahui, dari Kemantran (tempat pangkalan armada angkutan umum) sampai mejas dimana jalan mulai teraspal rapi, memang bukan hal yang mudah untuk dilewati.
Sesekali angkot bergoyang tiba-tiba. Penumpang pun turut kesakitan akibat terbentur beberapa bagian angkot. Mengapa di tengah-tengah lubang jalan tidak ditanami pohon pisang sekalian, ya? seperti di TV-TV. Atau dengan diisi air dan benih-benih ikan lele, pasti akan menjadi pemancingan umum. Sampai di mejasem, angkot mulai penuh, sesekali kami para penumpang angkot atau istilah kerennya angkot mania berdesak desakan. Satu jam lamanya tak terasa aku lewati. Hingga akhirnya aku sampai di sekolah SMAN 1 Tegal.
Disaat pulang pun sama. Lima belas menit lamanya aku gunakan hanya untuk menunggu angkot. Terkadang pula harus berdiri, terkadang pula berdesak-desakan. Jalan yang rusak itu pun kembali kami lalui. Hingga akhirnya aku sampai rumah dengan selamat.
(Karya : Rezky Yayang Yakhamid)
Pukul 05.45, armada angkot mulai bergerak meninggalkan pangkalan. Belum sampai lima menit, angkot berhenti seperti biasanya. Ya begitulah, angkot pagi pasti menjadi langganan tersendiri bagi orang yang mau bekerja pagi.
Beberapa menit setelah angkot bergerak, angkot mulai bergoyang. Bukan karena musik dangdut ataupun gempa tektonik, jalan yang rusak dan berlubang adalah penyebabnya. Ya, seperti yang anda ketahui, dari Kemantran (tempat pangkalan armada angkutan umum) sampai mejas dimana jalan mulai teraspal rapi, memang bukan hal yang mudah untuk dilewati.
Sesekali angkot bergoyang tiba-tiba. Penumpang pun turut kesakitan akibat terbentur beberapa bagian angkot. Mengapa di tengah-tengah lubang jalan tidak ditanami pohon pisang sekalian, ya? seperti di TV-TV. Atau dengan diisi air dan benih-benih ikan lele, pasti akan menjadi pemancingan umum. Sampai di mejasem, angkot mulai penuh, sesekali kami para penumpang angkot atau istilah kerennya angkot mania berdesak desakan. Satu jam lamanya tak terasa aku lewati. Hingga akhirnya aku sampai di sekolah SMAN 1 Tegal.
Disaat pulang pun sama. Lima belas menit lamanya aku gunakan hanya untuk menunggu angkot. Terkadang pula harus berdiri, terkadang pula berdesak-desakan. Jalan yang rusak itu pun kembali kami lalui. Hingga akhirnya aku sampai rumah dengan selamat.
(Karya : Rezky Yayang Yakhamid)