Pada
suatu hari hiduplah seorang suami istri bernama Pak Karim dan Ibu Solekha, umur
mereka sudah 60 tahun, tetapi mereka belum juga di karuniai seorang anak. Pada
suatu hari ibu solekha bermimpi melihat seorang kakek-kakek yang sedang menanam
bibit, terdengar suara entah darimana asalnya, suara itu berkata, “hai solekha
!, ambilah terong yang ku tanam disamping rumah mu, terong itu berwarna
setengah hijau setengah ungu dan belah terong itu menjadi dua sama rata.
Didalam terong tersebut berisi seorang bayi laki-laki yang kembar dan bayi itu
harus kau beri nama Tejo dan Teung , Tejo artinya terong hijau dan Teung
artinya terong ungu , tapi ada satu hal yang harus kamu ingat, kelak besar
nanti anak mu harus mencari sebuah peti yang berisi ramuan ajaib dan telah ku
letakkan peta petunjuk dimana letak ramuan ajaib itu .Apabila kau tidak
menepati syaratku akan ku ambil kembali anakmu!,” setelah mimpi itu selesai
terbangunlah ibu solekha dari tidurnya. Lalu, ibu Solekha menceritakan ,
mimpinya itu pada suaminya. Dan mereka sepakat untuk mengambil terong yang
berada di samping rumahnya itu dan juga mereka berjanji akan menepati syarat
nya. Setelah mereka belah bagi rata itu berisi seorang bayi laki-laki yang
kembar yang tertulis H dan U pada leher bayi kembar tersebut . H pada leher
Tejo dan U pada leher Teung . Mereka sangat gembira ketika melihat bayinya dan
mereka juga menemukan sebuah peta didalam terong tersebut.
Mereka
merawat bayi itu dengan kasih sayang yang tulus, hingga tidak terasa umur Tejo
dan Teung sudah 17 tahun. Pak Karim dan Ibu Solekha ingat akan syarat yang
diberikan oleh kakek – kakek dalam mimpi nya .Mereka menceritakan mimpi yang
dialami oleh ibu Solekha . Setelah mereka ceritakan mimpinya kepada anaknya,
Tejo dan Teung bersedia untuk melakukan syarat nya itu. Berangkatlah mereka,
dengan membawa sedikit perbekalan pada pagi hari.
Mereka
menuju hutan, sesuai dengan peta yang mereka punya, sesampinya di hutan yang di
tuju, mereka beristirahat di sebuah gua dan makan bekal yang mereka bawa,
setelah selesai istirahat mereka melanjutkan perjalanan sesuai peta. Peta
tersebut menuju sebuah gua yang didalamnya terdapat rawa-rawa, mereka bingung
mengapa peta menujukan ke sebuah gua yang terdapat rawa. Ternyata diujung rawa
ada sebuah peti yang berisikan ramuan ajaib. Tanpa berfikir panjang mereka
melewati rawa, tanpa disengaja ternyata ada seekor buaya yang besar dan siap
menerkam mereka, mereka berusaha menjauh dari buaya namun Teung terjepit akar
pohon yang menjalar di dalam rawa, tanpa rasa takut Tejo mengambil sebuah kayu
besar yang runcing dan menancapkan nya ke mulut buaya yang hampir menelan
Teung. Akhirnya mereka selamat dan berhasil mengambil peri ramuan ajaib , namun
saat mereka beranjak keluar gua, terdengar suara , “Akhirnya kalian berhasil
mengambil ramuan ajaib tersebut, cepat pulang karena keadaan dirumah sedang
genting !!” mendengar suara tersebut mereka terheran heran , dari mana suara
tersebut dan mengapa dia mengucapkan bahwa keadaan di rumah sedang genting .
Hari
sudah gelap mereka beranjak pulang ke rumah dengan membawa ramuan ajaib, sampai
dirumah hari sudah mulai pagi, “nek…nenek…kek.. kakek…” panggil Tejo dan Teung.
Keadaan rumah gelap lalu mereka menyelinap masuk, mereka melihat nenek dan
kakek sedang terdidur nyenyak . karena
tidak ingin menganggu mereka langsung tidur dikamar mereka.
Ayam
sudah berkokok Tejo dan Teung beranjak bangun dari tidurnya dan bingung mengapa
nenek dan kakek tidak bangun juga. Padahal mereka masih bernafas dan jantungnya
masih berdetak, ternyata benar kata suara yang terdengar di gua keadaan rumah
sedang genting.
Tejo
pun berfikir mungkin dengan ramuan ini nenek dan kakek bisa terbangun dari
tidurnya. Dengan mengambil ramuan dan memberikan ramuan tersebut ke mulut nenek
dan kakek . sekejap ramuan tersebut bereaksi dan berhasil membangunkan nenek
dan kakek dari tidurnya.
Setelah
terbangun dari tidurnya nenel dan kakek menceritakan mengapa bisa seperti ini,
ternyata nenek dan kakek sudah tertidur selama kalian pergi atau sekitar 1 hari
di sebabkan karena nenek dan kakek memakan sayur terong yang mereka tanam
kemarin pagi.
Itu
artinya nenek dan kakek jangan memakan dan menanam apapun yang berhubungan
dengan terong karena terong sangat erat hubungannnya dengan Tejo dan Teung.
Mereka
pun berjanji tidak akan menanam dan memakan terong sampai kapan pun. Dan mereka
menjadi keluarga yang bahagia selama lamnya.